Friday, November 7, 2014

MENGATASI KEJENUHAN DALAM BERIBADAH


Setiap orang yang berkompetensi dalam kebaikan tentu merasakan kelelahan dalam medan tersebut, demikian pula halnya dengan aktivitas yang membutuhkan waktu juga merasakan kelelahan, kelesuan dan kejenuhan karena hal demikian sudah merupakan sifat kewajaran alami yang dimiliki oleh manusia, kecuali Malaikat mereka semata-mata menyembah dan mengabdi ke hadirat Allah SWT. Tanpa merasa letih, lemah dan jenuh. Hal ini diungkapkan Allah dalam firman-Nya :

Artinya : Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. 
(Al-Anbiya’ 19-20)

Demikianlah kondisi malaikat, sedang manusia sesungguhnya mereka itu lemah dalam menelusuri pencapaian menuju Allah SWT, kadangkala suka melanggar apa yang telah ditentukan bahkan menghapus ketentuan yang ada.

Nafsu itu memiliki dua arus yang kontradiksi dan bertolak belakang dan tidak ada ketiganya yaitu melaksanakan ketentuan hukum-hukum Allah atau meninggalkannya dan masing-masing telah mengetahui mekanisme kerjanya, sebagaimana telah dikatakan pakar psikologi Ibnu Qoyim Aj-Jauzi ra. “sesungguhnya hati itu memiliki dorongan emosi yang sangat kuat melaksanakan suatu pekerjaan, juga dorongan emosi yang kuat untuk meninggalkan suatu pekerjaan”. Maka jagalah hati itu disaat kuat dorongan emosinya dan pengaruhilah ia disaat mengalami penurunan  kemauan oleh emosinya untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

Oleh karenanya, hendaklah kita selalu berusaha untuk dapat menyiasati jiwa kita sehingga dapat  melanjutkan perjalanan dalam menempuh pendakian mencapai pendekatan diri kepada Allah SWT.

KONDISI IQBAL (kuatnya dorongan untuk beribadah)
Disaat emosi kita sangat kuat begelora untuk melaksanakan kebaikan, hendaklah kita berupaya semaksimal mungkin memperbanyak amal saleh dan ibadah lainnya, baik dengan ibadah nawafil (sunah) atau membiasakan diri melaksanakan di malam hari dan siang hari.

KONDISI IDBAR (kuatnya dorongan untuk tidak beribadah)
Disaat emosi kita lemah, maka paksakan diri untuk melaksanakan yang fardlu dan wajib saja sambil berusaha mempengaruhinya dengan lemah lembut sehingga dapat dilaksanakan dengan baik. Apabila telah dilaksanakan maka tekan dan usahakan untuk dapat melaksanakan ibadah lebih lanjut.

Para Sahabat Rasulullah juga mengalami problema dalam masa keletihan, kelelahan dan kejenuhan ini. Salah seorang Sahabat menghadap Rasulullah dan berkata Wahai Rasulullah tahukan engkau apa yang harus kami lakukan jika merasa lelah dan jenuh dalam melaksanakan suatu amal ?

Rasulullah Saw. Bersabda Artinya : Tahanlah dirimu dari berbuat jahat terhadap sesama manusia, sesungguhnya yang demikian itu merupakan shadaqah  dari kamu untuk dirimu sendiri

Itulah nasehat mulia dan bijaksana dari baginda Rasulullah yang mengarahkan manusia tatkala merasa jenuh dan enggan untuk beramal, suatu pekara yang mudah cukup dengan menahan diri dari berbuat kejahatan, karena yang demikian itu merupakan shadaqah bagi diri sendiri.

Hal ini merupakan seni tersendiri dalam berbuat kebajikan  terhadap individu, disaat mengalami rasa jenuh dan lelah dalam beramal. Janganlah anda bersifat keras terhadap diri sendiri bagai kayu yang keras, kelak ia akan mudah patah terbelah, atau jangan pula lemah bagai jeruk karena kelak akan mudah diperas. Bersikaplah anda sebijak mungkin dalam berinteraksi dengan jiwa anda. Dan sudah sewajarnyalah kalau kita mengalami rasa lelah di tengah perjalanan namun demikian berusahalah sedikit tidur.