Wednesday, January 26, 2022

Cara Sholat Saat Sakit

Islam agama  yang  mudah. Ini  sebagaimana telah ditandaskan dalam Surat Al-Baqarah :  185 yang artinya sebagai berikut :
''Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendeki kesukaran begimu." (QS. Al-Baqarah:  185)
Dalam  ayat tersebut dinyatakan bahwasanya Islam itu mudah dipahami dan juga sangat rnudah  untuk dilaksanakan. Mudah  dipahami,  karena  sesuai  dengan  akal pikiran  rnanusia dari berbagai  tingkatan. Mudah  dilaksanakan, sebab rnengenal rukhshah yang mernungkinkan perubahan hukurn rnenjadi lebih ringan  dalarn kondisi tertentu  yang memberatkan pelaksanaan hukurn asal. Conteh paling kongkritadalah diperbolehkan makan bangkai dalarn keadaan darurat. Penyebab  timbulnya keringanan ada 7 (tujuh). Salah satunya  penyakit.  ( Theriqeb Al-Hushul, 40 danAJ-Asbah  wa An-Nedeir.  85).

Rukun Islam kedua adalah shalat. Shalat mempunyai beberapa persyaratan dan  rukun.  Rukun  shalat  secara garis besadigolongkan menjaddua, yakni  ucapan (al-aqwal)  dan pekerjaan atau gerakan tubuh  (al-af'al). Sebagian darinya dikerjakan dengan berdiri, sebagian   yang  lain dalam  posisi duduk.  Takbiratul ihrem membaca  fatihah, i'tidel, dan  ruku' dikerjakan sambil berdiri. Khusus ruku 'disertai membungkukkan setengah badan  sampai  tangan menyentuh lutut. Membaca tahiyat atau  tesyehud dan  salam  dilakukan dengan duduk. Sedangkan  sujud menempelkan jidat, kedua telapak tangan dan kaki serta lutut di atas  tanah.

Dengan  demikian, setiap  rukun mempunyai posisi  yang khusus.  Tidak dibenarkan membaca fatihah sambil duduk  atau membaca  tasyahud dalam  posisi  berdiri.  Mengabaikan posisi badan  bisa berakibat  pada  ketidakabsahan shalat.

Namun dalam kenyataan sehari-hari, karena berbagai faktor, dijumpai orang yang tidak mampu memenuhi ketentuan tersebut.  Ada yang bisa berdiri  tetapi  tidak bisa duduk,  begitu sebaliknya  tidak jarang pula  orang  mampu  berdiri  dan duduk tetapi  tidak  dapat membungkukkan badan.

Menghadapi kondisi  demikian,  kita tidak  perlu  khawatir seperti  telah saya  sebutkan  di  atas.  Dalam fikih  dikenal rukhshah, berupa  dispensasi atau keringanan hukum karena hal-hal  tertentu. Allah  tidak  membebani hamba-Nya dengan kewajiban  di luar  kemampuannya. Dia Rahman  dan  Rahim.

Penerapan rukhsbeh dalam  shalat  terwujud dalam bentuk diperkenankannya shalat fardhu  sambil duduk  bagi orang yang tidak mampu  berdiri. Jika tidak bisa duduk, boleh dengan  tidur  miring (al-idhthija ?). Kalau tidak mampu tidur miring, diperkenankan tidur telentang. Kalau masih tidak bisa, maka dengan isyarat. lidak mustahil,  semua anggota badan  tidak dapat  digerakkan.  Dalam keadaan demikian, shalat ditunaikan  dengan hati. Dalam sebuah hadis dari Imran Ibn Hushaia  Rasuktllah bersabda yang artinya :

"Shalatlah dengan berdiri.fika tidsk mempu, maka dengan .duduk. Jika  tidak mampu maka  di atas Iembung. fika  tidak mampu maka  dengen  isysret."

Pada prinsipnya  dalam kondisi bagaimanapun, selagi orang

·masih berstatus mukallaf, kewajiban shalat tetap berlaku baginya.  (Subul Al-Salam:  I, 200. Al-Fiqb  'ala Al-Madzahib Al- Arbe 'ah:  I, 497-500, Syarqawi:  I, 279).

Berdasarkan keterangan tersebut, orang yang dapat berdiri

.    tetapi tidak bisa duduk dan membungkukkan badan, semua rukun shalatnya  dikerjakan  dengan berdiri. Karena  -tidak  mampu, membungkukkan badan, ruku' dan  sujud  cukup   dilakukan dengan isyarat  (al-ima),  yaitu membungkukkan badan semampunya, .tidak  harus sampai tangan menyentuh lutut. Isyarat sujud lebih rendah  atau lebih ke bawah  daripada isyarat ruku',  tidak boleh sama. (Al-Fiqh  'ala Al-Mazhahib Al-Arba 'ah I, 497-500 atau lihat juga  Syarqawi.  I, 279).

Intinya, kita diperintahkan menunaikan ibadah sesuai dengan kemampuan. Halini berarti, sebagian pekerjaan dalam satu ibadah yang  mungkin dilakukan  tidak  boleh  ditinggalkan -karena terdapat kesulitan menjalankan sebagian peketjaan yang lain. Ini sesuai dengan  kaidah  fikih "al-maisir la yasquth bi Al-ma 'sur?" (yang mudah  tidak  gugur  oleh yang  sulit)  yang  di-istimbath- kan dari  sabda  Rasulullah:

 


 Artinya:  "Jika aku memerintahkan kamu sesuatu  (perintah) maka  Iaksanakanlah  semampumu. (Muttafaq

 'alaih)

Shalat harus sujud dan ruku / secara sempurna, shalat

tetap dilaksanakan menurut  kemampuan, tanpa berkurang pahalanya. (Al-Asyabah  wa An-Nazhair,  176, atau periksa juga ada  Syarqawi.  I, 279).  

                                      

Thursday, April 13, 2017

MACAM-MACAM REZEKI MENURUT ISLAM


Seandainya kalian benar-benar bertawakkal pada Allah, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang.”  
(HR. Tirmidzi no. 2344. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih



”Dan Tidak Ada satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya di jamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua ( tertulis ) dalam Kitab yang nyata ( Lauh Mahfuz )” 
(QS:Hud:6) 

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi (untuk mencari rezki dan usaha yang halal) dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”
(QS al-Jumu’ah:10)



”Dan (ingatlah) ketika Tuanmu memaklumkan "sesungguhnya jika kamu bersyukur, nisacaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) aka pasti azab-Ku sangat berat” 
(QS:Ibrahim:7) 


"...Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menunjukkan kepadanya jalan keluar dari kesusahan, dan diberikanNya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka, dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, nescaya Allah mencukupkan keperluannya."
(Surah At-Talaq ayat 2-3)



“Mohonlah ampunlah kepada Rabb kalian, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, nescaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat (melimpah ruah membawa kebaikan), dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai (yang penuh dengan kebaikan dan manfaat).”
(Surah Nuh ayat 10 – 12) 


"Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah akan memberikan kemapanan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas ( Pemberian-Nya), Maha Mengetahui"
(QS. an-Nur : 32)


"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar" 
(QS. al-Isra 31) 


”Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.k”
 (QS. Al Baqarah 245) .






Monday, October 3, 2016

Friday, August 7, 2015

9 Amalan Memudahkan Rejeki Mengalir

Allah adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Termasuk yang menciptakan manusia dan makhluk yang lainnya. Telah menjadi sunnatullah, bila Allah menciptakan suatu makhluk maka Allah pula yang bertanggung jawab terhadap makhluk itu. Begitu pula Allah menciptakan manusia, maka Allah pila yang bertanggung jawab dalam semua yang dikerjakan manusia. Termasuk dalam pemberian rezeki, Allah memberikan rezeki kepada manusia berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Alhasil antara manusia yang satu dengan yang lain, tidak akan sama kekayaannya. Sebagaimana Allah memberi kefahaman agama antara seorang dengan yang lainnya, akan berbeda pula. Berdasarkan sabda Rosulullahi SAW dalam HR. Ahmad yang artinya “Allah memberi rezeki di antara kalian sebagaimana Allah membagi akhlaq kalian”.

Dan perlu diingat jatah rezeki yang diberikan Allah kepada manusia antara yang satu dengan yang lainnya tidak sama, dan manusia tidak akan mati selama jatah rezeki yang diberikan kepadanya belum habis. Jadi, jika manusia itu meninggal dunia berarti jatah rezekinya juga telah habis.


Cara Memudahkan Rejeki Mengalir
Ada amalan yang diajarkan Allah dan Rosul, yang dapat memperlancar datangnya rezeki, di antaranya :

1.Memperbanyak istighfar kepada Allah, 
istighfar yang berarti meminta ampun kepada Allah dalam arti membaca kalimat istighfar yaitu “Astaghfirullah” yang artinya aku minta ampun kepada Allah. Berdasarkan Firman Allah dalam Alqur’an Surat Nuh Ayat 10 yang artinya “Memintalah ampun kalian kepada Tuhan kalian sesungguhnya Dia Maha Pengampun”. Di samping meminta ampun kepada Allah adalah perintah dari Allah, memperbanyak membaca istighfar banyak membawa manfaat yang lain, berdasarkan sabda dari Rosulullah SAW dalam hadist riwayat Ahmad yang artinya “Barang siapa yang memperbanyak membaca istighfar maka Allah akan menjadikan segala kesusahan, menjadi kemudahan dan dari segala kesempitan Allah menjadikan jalan keluar dan Allah akan memberi rezeki untuknya dari yang dia sangka maupun yang tidak dia sangka”. Yang pasti, memperbanyaklah membaca istighfar agar dimudahkan Allah, baik dalam semua perkara kita maupun dimudahkan dalam rezeki kita.

2.Memperbanyak Infaq Fiisabilillah, 
sesuatu yang kita keluarkan untuk infaq fiisabilillah, Allah akan melipatgandakan, bahkan sampai 700 kali lipat dari apa-apa yang di infaqkan, sesuai dengan firman Allah dalam Alqur’an Surat Al-Baqoroh ayat 261 yang artinya “Perumpamaan orang-orang yang menginfaqkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui”. Dan juga Allah berfirman dalam Hadist Qudsi yang artinya “Allah yang Maha Mulya dan Maha Agung berfirman : infaqlah kalian maka Aku akan memberi nafkah untuk kalian”. (HR.Bukhori). Harta yang kita infaqkan (shodaqohkan) tidak akan habis sebab shodaqoh tidak akan mengurangi pada harta. seumpama sumur (sumber air) walupun diambil airnya, tak akan pernah ada habisnya , bahkan bertambah lagi.

3.Memperbanyak Shilaturrahim (Menyambung Famili), 
menyambung famili juga merupakan perintah dari Allah dan Rosul, berdasarkan dalil dalam Al-Qur’an Surat An-Nisaa ayat 1, yang artinya “Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrohim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. Disamping menyambung famili merupakan perintah dari Allah dan Rasul, jika seseorang sering mempererat tali shilaturrahim, maka dimudahkan dalam rezekinya. Berdasarkan sabda Rasululloh SAW dalam Hadist Bukhori yang artinya “Barang siapa yang ingin diluaskan dalam rezekinya dan ingin di panjangkan dalam umurnya maka supaya menyambung famili”.

4.Senang menghormati tamu, 
salah satu kewajiban seseorang kepada orang lain dalam agama islam adalah menghormati tamu. Baik tamu itu seorang saudara maupun bukan, sudah iman maupun belum. Baik tamu itu kaya maupun miskin. Yang jelas semua tamu harus dihormati dan di agungkan. Selain menjadi perintah Allah dan Rasul. Ternyata menghormati tamu meluaskan rezeki. Berdasarkan sabda Rasulullah SAW dalam Hadist Riwayat Abu Syaikh yang artinya “Tamu datang dengan membawa rezekinya dan dia pergi dengan menghilangkan dosa kaum, dan Allah menghapus dari dosanya dan juga dosa-dosa kaum”. Berdasarkan hadist ini, siapapun yang menjadi tamu harus dihormati jangan disia-siakan, sebab jika menyia-nyiakan tamu maka akan mendapat ancaman.

5.Berusaha menjadi orang yang jujur dan amanat, 
jujur dan amanat merupakan sifat orang iman. Bila seseorang menganggap dirinya sebagai orang iman, tetapi dia belum bisa berbuat jujur dan amanah berarti keimanan orang tersebut belum sempurna. Sifat amanat merupakan perintah Allah juga kepada semua orang iman sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an Surat An Nisaa’ ayat 58, yang artinya “Sesungguhnya Allah memerintah pada kalian untuk menyampaikan amanat-amanat kepada ahlinya (yang berhak menerima)”. Rosulullah SAW dalam Hadist Riwayat Dailami, yang artinya “Amanah bisa menarik rezeki (mendatangkan) pada rezeki sedangkan khianat dapat menarik (mendatangkan) kemlaratan”. Seandainya semua manusia bisa mempunyai sifat yang jujur dan amanat, hidup akan penuh rasa kedamaian dan tidak ada rasa su’udhon (persangkaan jelek) kepada orang lain.

6.Meningkatkan taqwa kepada Allah. 
Taqwa kepada Allah berarti bisa mengerjakan semua perintah Allah sekaligus menjauhi semua larangan-Nya. Dengan demikian Allah akan memudahkan rezeki sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an Surat At Tholaq ayat 2-4, yang artinya: “Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan memberi baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak di sangka-sangka…. Baramgsiapa bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan memudahkan di dalam semua perkara orang tersebut”. Perbuatan-perbuatan dosa yang bisa mengakibatkan manusia masuk ke dalam neraka, ternyata bisa mengakibatkan rezekinya tidak lancar sesuai sabda Rasulullahi SAW dalam Hadist Sunan Ibnu Majah yang artinya : “sesungguhnya seorang laki-laki akan dihalang-halangi rezekinya sebab kesalahan (dosa) yang telah ia kerjakan”. Dengan hadist ini, apabila telah melakukan perbuatan dosa segeralah bertaubat dan memohon ampun kepada Allah, sehingga bisa bersih dari dosa dan memudahkan datangnya rezeki.

7.Memperbanyak tawakal kepada Allah. 
Memperbanyak bertawakal (berpasrah diri) kepada Allah, membuat seseorang dicukupi kebutuhannya. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat At Thoolaq ayat 3 , yang artinya : “…Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya….”.Dan sesuai dengan sabda Rasulullahi SAW dalam Hadist Sunan Ibnu Majah, yang artinya : “Nabi Bersabda : seandainya kalian tawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal kepada Allah, niscaya Allah akan memberi rezeki pada kalian sebagaimana Allah memberi rezeki pada burung , ketika pagi burung dalam keadaan lapar namun ketika sore burung dalam keadaan kenyang”. Dengan bertawakal kepada Allah, manusia mendapatkan manisnya iman.

8.Selalu berprasangka baik kepada Allah 
(Husnudhon Billaah). 
Berprasangka baik merupakan perintah dari Allah dan Rosul, ternyata mendatangkan rezeki dari Allah. Berprasangka yang baik merupakan inti dan sebaik-baiknya ibadah kepada Allah, sesuai sabda Rosulullahi SAW dalam Hadist Riwayat At Tirmidzi, yang artinya : “Rosulullahi bersabda : Sesungguhnya baiknya persangkaan kepada Allah termasuk sebaik-baiknya ibadah kepada Allah”.

9.Menertibkan Sholat Tahajud 
Sholat tahajud merupakan pekerjaan orang-orang sholeh terdahulu, baik di zaman Rasulullah maupun sebelumnya. Pada saat itulah Allah turun ke langit dunia dan berfirman seperti yang dijelaskan dalam Hadist Bukhori, yang artinya : “Rosulullah SAW bersabda : Allah yang Maha Barokah dan Maha Luhur setiap malam turun ke langit duniaketika tepat pada waktu 1/3 malam yang akhirsambil berfirman : Barang siapa yang berdoa padaKu akan Aku kabulkan, barang siapa yang minta padaKu akan Aku beri dan barang siapa yang minta ampun padaKu akan Aku ampuni”.
Apabila seseorang bisa mengamalkan sembilan amalan ini, Allah akan memudahkan datangnya rezeki. Tapi manusia harus tetap berusaha atau ikhtiar, dan memperbanyak berdoa. Jangan hanya menggantungkan dengan qodar atau bahkan tidak percaya dengan qodar.(menjadi kaum murji’ah atau kaum qodariyah). Hingga dalam hidup tidak hanya melulu mengurusi dunia atau melulu mencari materi, tetapi harus seimbang antara dunia dan akheratnya.